Karna Globalisasi yang Gombal

kalo orang kecil, mungkin berkata : "berhenti aja ngurusin malaysia yang menyiplak Rassasayange Reog dan batik. Toh bangsa ini ngurusin rakyatnya aja susah. sok ngurus yg gitugituan. TKI bermasalah kagak selesei, lapangan kerja alamak.. ngapain ngaku harga diri kalo kalo Arca bersejarah di Yogyakarta juga dijual oleh penjaganya yg udah kaya. Tokoh masyarakat lagi yang jualnya"..

Saya masih ingat tulisan Budiarto Shambazzy, tentang bangsa kita yang bangsa penyiplak. Ceritanya ketika Lady Diana tewas dengan tragis. kurang lebih ceritanya begini

Lady Diana asal Inggris bersama Dody Alfayet , turunan arab, menaiki mobil mewah buatan jerman, diikuti motor paparazzi buatan jepang, kemudian kecelakaan di terowongan Paris Perancis. Kecelakaan itu menyebabkan keduanya dirawat di Amerika, menggunakan obatobatan buatan Brasil. Sementara Indonesia hanya bisa mendengar berita ini melalui melalui komputer yang dibajak asal Singapura dengan piranti lunak dari Banglades....

karna globalisasi yang 'gombal' itu, membuatnya terkenal di banyak negara

karena itu gimana kalo cerita semisal batik kita kisahkan kayak gini...

batik asal indonesia dijiplak di malaysia membuat marah orang jepang karena tempe dan tahu juga mereka patenkan. Amerika turut campur menolong perusahaan paten yang mereka miliki, Perancis ikutikutan menegakkan aturan paten yang disepakati internasional, inggris ikut marah, yang tersinggung oleh Percancis karna membantu Amerika...

hahaha....

jadi biarkanlah di jiplak karna globalisasi yang 'gombal' itu,... mengharuskan semuanya tidak lagi memiliki batasbatas dimana kita saling menuntut yang bukanbukan...

kenapa Tionghoa dimanamana, atau arab dimanamana...
bukankah ada indonesia tionghoa, indonesia arab, malaysia tionghoa dan arab

mereka tak pelu mematenkan ras mereka bukannn..

menciplak juga mendatangkan untung kok kalo kita tak bisa memeliharanya...

hahahahahaha

Comments

Popular posts from this blog

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar

Minat itu harus dilatih