ssssttt judulnya penjaga rahasia

Ia satpam tapi bukan satpam, penjaga pintu kadang-kadang membuka pintu kepada tamu yang masuk tapi juga bukan, cleaning service yang bukan tukang sapu. Setiap hari melayani tamu yang mendaftar tapi juga bukan tiap hari. Hingga kini ia masih bingung profesi apakah yang djalaninya kini. Sehari-hari rutinitas berulang selalu dilakukannya. Dilakukan dengan sabar, menunggu pelanggan yang itu-itu juga. Tak jarang ia tahu gerakgerik pelanggannya dengan melihat mereka dari depan pintu kaca riben yang dilapnya seharihari di waktu pagi. Tak jarang pula ia mengobrol dengan pelanggan ini hingga lupa waktu. Lupa mengobrol itu menyenangkan, lupa menjadi satpam itu sungguh nikmat, lupa setiap hari dia harus menjadi tukang sapu untuk abu rokok yang tumpah tanpa asbak. Barangkali juga lupa arti melayani ketimbang mengucap pelan
“SSSSTTT, jangan ribut, SSSttt jangan keraskeras”
Ia tidak bego tentu saja, karena tuhan baginya adalah satu yang maha ituitu juga. Ia ingat suatu kali pernah dimarahi oleh ayahnya dilarang bersekolah, dilarang bergaul juga dilarang keluar rumah. Bertahun-tahun mengalami siksaan tak pernah juga dikeluhkannya. Palingpaling perkataan ini lagi yang didengarkannya
“SSssttt, jangan bilang siapasiapa....,
“SStttt dengarkan saya, kamu diam saja..”
Tapi meski begitu ayahnya bisa dibilang ayah yang patuh. Patuh kepada janji untuk selalu pulang subuh. Patuh pada janji untuk selalu diam meski tangannya tak pernah diam . Palingpaling amarah itu hanya nampak lewat raut muka ayah yang brewokan. Tapi sungguh baginya ayah tidak menyeramkan. Ayah juga patuh untuk tidak murka saat marah, lalu memukul pantat putri satusatunya ditinggal mati ibu yang sakit garagara melahirkan ia-putri semata wayang.
SSStttt jangan ribut.. prakk prakkk...
Mematuhi perintah ayah adalah kewajiban. Selebihnya adalah peraturan-peraturan yang tidak wajib diikutinya. Ia pernah menemukan sebotol sisa menuman beralkohol di atas meja sehabis menyapu ruang tamu yang selalu dikunci rapat sang ayah. Diminumnya sebotol minuman beralkohol itu, membuat kepalanya sedikit puyeng. Si ayah yang baru saja tiba menemukan ia yang hampir mabuk kepayang gara-gara sebotol minuman itu. Karena sedikit puyeng antara sadar dan tidak sadar, ia hanya bisa diam lagilagi..
SSsstttt kamu diam saja..
Ia tak mengenal agama, atau agama tak mengenal ia. Ibadah baginya gerakan tangan kanan dengan setelunjuk jari dirapatkan kebibirnya. Dan ia mencoba apa yang dilakukan dan ditirukan ayahnya suatu ketika. Karena sudah terbiasa dengan gerakan itu, bagi ia ada yang menyenangkan saat melakukan ritual-ritual seperti
“SSSSSttttttttttt”

ADUHHHHH... AKU LUPA LANJUTAN CERITA INI....

SSTTTTTT JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA TOLONG LANJUTKAN CERITA INI BERIMAJINASILAH,
DAN SSSSTTT
LANJUTKAN CERITA INI DENGAN DIAMDIAM, SAYA MAU BERTAPA DULU... DADAHH

Comments

Popular posts from this blog

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar

Minat itu harus dilatih