Bikin Malas


Saya buruh media, namun menganggapnya tak lebih sebagai tempat numpang hidup. Selama dapur masih mengepul, bisa makan itu anugerah buat saya. Media tak lebih, tempat dagelan berupa corong kecil dengan lubang sangat besar diujungnya. Jika melihatnya, seolah dipaksa masuk dalam corong itu, lalu muncullah aneka rasa dengan ujungnya dibuat takjub.






Saya sendiri muak dibuatnya. Tapi itu tak soal, sebab terkadang saya sendiri melakukannya. Membuat takjub dengan polesan yang beraneka rasa.Sekarang, kalau tak mau saling menghujat, kalau tak mau saling bermusuhan, jangan mudah percaya tentang fakta-fakta media. Fakta yang satu pada akhirnya akan beringsut dengan fakta-fakta yang lain. Dengan begitu kebenaran sudah semakin fana.

Sekarang siapa yang seharusnya dipercaya. Jawabannya anda harus mempercayai pilihan anda. Anggap saja kedua calon presiden sedang bermain sinetron dapat iba dari rakyat. Sekarang, mari matikan TV, jangan baca headlines koran, pun berita on line. Nikmati hidup ini, sebab masih banyak yang bisa dilakukan daripada mengurusi calon presiden.

Pun juga masih banyak yang bisa anda mainkan di dalam tempat sebesar Indonesia ini. Mainkan peranmu berbuat di tempat yang luas ini. Percayalah bahwa Indonesia akan berubah, cuma tidak dalam waktu dekat, butuh waktu hingga dua atau tiga generasi mendatang setelah kita.

Mainkan peranmu, seperti bapak tua yang sedang memegang kuda di ladang Bromo, lalu lelah mengantarnya pulang sehabis berjalan seratus meter mengantar kuda kesayangan menjaga pengunjung. Bapak tua itu, masih bisa merokok besoknya, dan mengepulkan asap dapur rumah buat keluarga. Itu peran kecil mereka yang berharga, sekali lagi itu peran kecil mereka yang berharga sebagai penjaga bromo. Sekarang mainkan peranmu anak muda.

Salam damai Indonesia, Selamat bobok!

Comments

Popular posts from this blog

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar

Minat itu harus dilatih