Tahun Politik Telah Tiba, Siapa Dapat Apa


Bersiaplah bapak ibu, kaka ade dan kawan semua. Tahun politik sebentar lagi tepatnya di 2024. Makin skpeptis rasanya. Pilihan bakal ditawarkan yang terbaik diantara yang terburuk. Dua pasang atau tiga pasang calon, entah siapa paling kuat. Partai politik dan pendanaan dua sisi mata uang yang tak bisa dinafikan. Kalian tentu tau siapa saja pesohor negeri yang bakal maju. Saya tak yakin ada kuda hitam. Itu-itu saja, yang termpapang di media sosial. 

Kalian tau, berapa pendanaan minimal untuk maju sebagai satu pasangan calon presiden dan wakil presiden? Sedikitnya butuh Rp5 triliun. Wow bukan? Tentu bukan. Pendanaan ini kerap datang dari para pendukung atau sponsor. Jumlah Rp5 triliun bisa setara hampir setengah dari APBD DKI Jakarta yang sekitar tujuh sampe lapan triliun. APBD Depok aja tiga triliun loh. Tentu masih jauh untuk duit pendapatan seKota Depok yang dikumpul dari pajak dll. 

Kebutuhan pendanaan sebesar itu juga bukan jaminan menjadi capres dan cawapres terpilih. Saya mencoba menghitung mundur dengan jarak kurang lebih setahun lagi, maka tahun 2023 bakal menjadi ajang pertaruhan. Bisa ditebak bahwa investasi bakal melambat karena alasan wait and see dari kalangan pengusaha. Yakinlah mereka (pengusaha) bakal berpikir mangalihkan duitnya menjadi sponsor salah satu bakal calon. Sudah begitu adanya. 

Tinggal mencatat apa yang menjadi janji dan kampanye di depan mata oleh para bakal calon. Berbicara capres dan cawapres, sulit rasanya memisahkan diri dengan Presiden Joko Widodo. Ada banyak fakta menarik, mengapa Jokowi masih menjadi kartu As. Pertama barangkali, dia menjadi satu-satunya presiden dengan jumlah relawan terbesar dan solid sampai saat ini. Kedua, sebagai presiden dua periode sampe sekarang, dia masih memegang pos-pos penting alat negara. Polisi, Tentara, KPK dan Kejaksaan adalah institusi penting memainkan banyak peranan. 

Ketiga, Jokowi sudah terperangkap menjaga keberlangsungan politik keluarganya. Ada Gibran Rakabuming, juga ada Walikota Bobby. Bakal pasti Gibran dibawa ke Jakarta menjadi kosong satu DKI, sedangkan Bobby menjadi kosong satu Sumatera Utara. Dua-duanya sepertinya bakal menjadi calon Gubernur. 

Kondisi ini membuat Jokowi berada di atas angin. Apalagi dengan dukungan alat negara yang masih dipegangnya. Ada banyak fakta, Jokowi adalah salah satu presiden dengan pencitraan paling baik. Paling baik loh. Saya aja takjub. Sampe kemudian hari saya mendengar Jokowi yang diminta menyanyikan satu saja lagu dari Metallica, dia ngak bisa. Ya sudahlah ya, sedemikian dashyatnya itu yang namanya pencitraan. 

Cuman saya sebagai jurnalis, tidak bisa lepas juga dari yang namanya warga negara. Jurnalis bekerja pada industri besar. Jika menjadi sebuah industri maka kepentinganlah berbicara. Cashflow harus bisa berjalan demi keberlangsungan asap dapur rumah para pekerjanya. Termasuk saya. Ini pendidikan politik loh ya. Ingat sekali saya soal politik adalah soal kuasa dan kepentingan. Entah kuasa perseorangan atau kepentingan sekelompok. Begitulah adanya, seperti diamanatkan samar-samar oleh konstitusi kita. 

Tak masalah politik itu identik dengan kekuasaan, selama rakyat masih mendapatkan kue-kue kecil didalamnya. Entah itu sebagai pendukung, tim sukses dan atau sebagainya. Tidak masalah ada egaliter selama yang tersisih juga tidak munafik. Dan yang paling penting keberlangsungan kehidupan sosial, ekonomi bisa berjalan normal. 

Dan tugas kalian lah memberikan pencerahan..

Oke, posisi kita dimana sebagai blogger, selebgram atau media social worker? Ada baiknya, hal-hal yang berkaitan dengan pencitraan seperti blogger panggilan, selebgram pendukung atau katakanlah buzzer ya ngak masalah. jalankan saja selama itu masih bisa menambah pundi-pundi kasur kalian (kalau saya masih percaya duit ditaruh dibawah kasur). 

Tapi ada baiknya, membuat pencerahan di media media lain. Katakanlah kalian punya dua hingga tiga blog, yo weislah ada satu dua blog untuk cari duit. Begitupula selebgram dan buzzer sekalipun. Sekalipun loh ya. Karena saya selalu percaya sekotor apapun dunia tempat kita berkecimpung, akan selalu ada pencerahan disitu. Saya ngak mau bilang ada idealisme di sana. Tapi harus ada, percayalah... 














 



 



Comments

Popular posts from this blog

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar

Perihal Bung Luthfi